HATI YANG RUSAK PARAH
A
|
diba mencoba memberitahu yang terjadi
sebenarnya, tetapi tak satupun dari teman-temannya mendengarkan. Adiba pun
semakin gelisah. Ia takut teman-temannya akan berprasangka buruk padanya dan
Kansa padahal hal yang mereka tidak lakukan. Ia pun memandangi sahabatnya yang
sudah terlihat khawatir duluan. “Kansa, , , sekarang bagaimana? Tak satupun
dari mereka percaya apa yang kukatakan.” Ujar Adiba.
Pagi tadi Adiba dan sahabatnya Kansa akan mengikuti ujian
pada hari pertama. Dan Mata Pelajaran yang pertama diujiankan adalah Ipa.
Seluruh siswa pun memasuki ruangan I dan menempati tempatnya masing-masing.
Beruntung sekali ternyata Adiba dan Kansa duduk berurutan, Adiba berada di
depan sedangkan Kansa berada di belakang. Jadi Adiba tidak perlu jauh-jauh lagi
ketempat Kansa untuk belajar bersama sebelum ujian kedua. Tiba-tiba seluruh
siswa dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita berparas cantik namun di
takuti. Dia adalah Ibu Cantika. Ternyata Ibu Cantika menjadi pengawas di ruangan
I. Mungkin namanya memang cantik sesuai dengan parasnya, tetapi dia merupakan
salah satu guru terdisiplin, dan ditakuti oleh seluruh siswa bisa dibilang
salah satu guru Killer. Keadaan dalam ruangan I pun menjadi hening, hingga
hampir tak ada sama sekali suara. Sampai ketika waktu tersisa setengah jam
lagi, kegaduhan pun muncul. Mulan melihat Bu Cantika menulis sesuatu di Daftar
Hadir Siswa Ruangan I. “Oh, , , tidak. Siapa yang dicatat Ibu Cantika.
Jangan-jangan orang itu dibarisanku. Iya, , , Iya , , , Iya itu
dibarisanku.”pikirnya. Ujian Mata Pelajaran Ipa pun selesai. Seluruh siswa pun
keluar dari ruangan untuk mengistirahatkan otaknya sejenak. Begitu juga dengan
Adiba dan Kansa. Mereka berdua tak pergi jauh-jauh dari ruangan ujian. Mereka
hanya duduk di kursi panjang di luar ruangan I. Di kursi itu tidak hanya ada
Adiba dan Kansa, namun juga adan Mulan dan teman-temannya yaitu Inul, Lia,
Firah, dan Anugrah. Mereka berlima terlihat sibuk membicarakan sesuatu. Tak
sengaja Adiba mendengar pembicaraan mereka. “Tahu tidak, , , tadi tuh aku lihat
Bu Cantika melingkari nama seseorang di daftar hadir ujian !” ujar Mulan. “Benarkah?”tanya
Anugrah. “Iya, benar. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!” tegas
Mulan. “Mudah-mudahan itu bukan kita.”harap Anugrah. Adiba pun terkejut dan
segera memberitahu Kansa apa yang telah didengarnya. Sebenarnya, Adiba sangat
khawatir karena sewaktu ujian ia sempat menoleh kebelakang bertanya kepada
Kansa apakah ia sudah selesai. Adiba takut kalau ibu akan mengira kalau ia meminta
jawaban pada Kansa, padahal ia tidak melakukannya. Waktu istirahat pun selesai.
Adiba dan Kansa masuk kembali ke ruangan begitu juga dengan teman-teman
seruangannya. Seluruh siswa di ruangan I kembali mengerjakan ulangan dengan
tenang. Adiba dan teman-teman pun akhirnya selesai mengerjakan semua ujian pada
hari itu dan bersiap-siap pulang.
Pada hari kedua ujian, Adiba memasuki ruangan seperti
kemarin. Ia melihat Mulan dan teman-temannya masih sibuk membicarakan siapa
orang yang dilingkari namanya. Tetapi Adiba memilih tidak peduli, ia lebih
memilih duduk belajar. Kemudian, siswa-siswa di ruangan I kembali di kejutkan
oleh kedatangan Ibu Nanda yang menjadi pengawas. Ibu Nanda merupakan guru mata
pelajaran Ipa sekaligus guru Adiba dan teman-temannya. Ibu Nanda juga merupakan
salah satu guru yang sangat ditakuti tapi penyayang pada murid-muridnya. Namun,
hal yang mengejutkan keluar dari mulut Ibu Nanda. “ Anak-anak saya mendengar
kabar dari salah seorang pengawas, kemarin ada yang curang dalam ujian Ipa .
Ibu sangat tidak suka dengan hal itu. Ibu tidak akan mentoleransinya dan tidak
akan menerima lembar ujiannya. Ibu lebih memilih kalian mendapatkan nilai
rendah 70 dengan usaha sendiri daripada nilai 100 dengan tidak jujur.”tegas Bu
Nanda. Mendengar hal tersebut, Mulan dan teman-temannya pun mulai membuat
gaduh. Mulan sangat yakin kalau orang yang dimaksud ibu ada di ruangan I.
Melihat kelas gaduh, Bu Nanda menyuruh semua siswa diam dan melanjutkan
mengerjakan ujian. Setelah ujian selesai dan tiba waktu istirahat, terlihat
diruangan I ada kerumunan teman-teman sekelas Adiba. Mereka sedang heboh
membicarakan orang itu. Mulan angkat bicara, “Kemarin aku melihat ibu
melingkari nama seseorang. Dia berada dibarisanku kalau tidak salah inisialnya
A dan K , dan lagi mereka duduk berdekatan.” Anugrah juga ikut menambahkan,
“Iya, bilang saja itu Adiba dan Kansa”. Adiba yang tak jauh dari kerumunan itu
sontak saja kaget. “Jangan-jangan ibu mengira aku benar-benar melakukannya.”
Adiba mencoba memberitahu teman-temannya, tapi sia-sia tak
satupun percaya. Hari itu, hati Adiba sangat sakit. Ia menatap sedih
sahabatnya. Berulang-ulang kali Adiba dan Kansa berusaha menyakinkan temannya
tetapi hasilnya tetap sama. Dan parahnya lagi berita itu telah tersebar keseluruh
kelas bahkan sampai ke telinga kakak kelas. Adiba pun mendapat banyak cemoohan dari kakak kelas diantaranya,
“Astaga dek, , , hari pertama sudah berani bekerjasama, kita saja dek nanti itu
kerjasama hari 2 atau 3, hebat, hebat memang.” Hari itu juga adalah hari paling
terberat yang dirasakan Adiba dan Kansa. Dimana mereka berdua harus menerima
semua cemoohan yang mereka tidak lakukan. Bahkan, setelah cemoohan yang satu
selesai, malah muncul cemoohan baru yang datangnya entah dari mana.
Sampai-sampai Mbak Penjual Bakso langganan Adiba dan Kansa ikut memarahi.
“Astagfirullah, , , Neng, kok bisa. Masa di hari pertama ujian kalian sudah
ketahuan kerjasama. Astagfirullah. Kalau bisa jangan Neng. Aduh , mbak saja
sewaktu sekolah tuh nggak pernah kerjasama atau nyontek-nyontek.” Tak hanya
itu, sepupu Adiba Tyas pun mengetahuinya.
“PING!”panggil Tyas
dalam BBMnya
“Kenapa Tyas?”balas
Adiba
“Adiba kamu kok
begitu. Ternyata kamu begitu ya, kerjasama dalam ujian.”ujar Tyas
“Tidak Tyas ! , itu
tidak benar.”balas Adiba
Tapi Tyas juga tidak percaya. Ia malah memberitahu Ibu Adiba
tentang masalahnya. Adiba pada akhirnya juga kena marah oleh ibunya. Adiba pun
tak kuasa membendung rasa sakitnya. Hatinya seakan rusak parak karena cemoohan
orang-orang. Bahkan ketika Adiba dan Kansa menuju ruangan ujian, semua mata melihatnya
dengan tatapan yang tak biasa. Mereka seperti melihat pelaku kriminal yang
melakukan kejahatan besar. Hati Adiba benar-benar rusak parah. Seakan hatinya
itu seperti keadaan Kota Hiroshima dan Nagasaki yang rusak parah setelah di bom
nuklir oleh tentara Amerika. Hari-hari ketika mereka dicemooh seakan rasa
sakitnya sudah 10 tahun. Bayangkan sakitnya luarbiasa. Tiba-tiba datanglah
seorang perempuan yang tak akan pernah
Adiba lupakan. Dia adalah Butet, dia satu-satunya orang didunia ini yang
mau menanyakan apa sebenarnya terjadi. Apa betul Adiba dan Kansa melakukannya.
Adiba sangat terharu mendengarnya. “ Tet, , , diantara semua teman kita hanya
kamu, , , kamu, , , yang mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Terima kasih,
terima kasih banyak.” Setelah mengetahui yang sebenarnya Butet segera membantu
Adiba dan Kansa mengklarifikasi masalah itu kepada Ibu Cantika. Setelah mereka
bertiga menemui Ibu Cantika, ternyata Adiba dan Kansa tidak berkerjasama. Malah
Adiba dan Kansa mendapat dukungan Ibu. Kata Ibu Cantika masalah Adiba dan Kansa
bisa di bawa ke BK, karena mereka berani menuduh tanpa bukti dan itu juga
merupakan kasus pencemaran nama baik. Ibu Cantika juga menyuruh Adiba dan Kansa
menemui guru yang bersangkutan yaitu Bu Nanda. Ternyata Bu Nanda juga
mengatakan hal yang sama. Ia juga mengatakan pelakunya itu dari kelas lain.
Adiba dan Kansa tidak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya.
“Alhamdulillah”ujar Adiba. Adiba dan Kansa juga berterima Kasih pada Bu Cantika
dan Bu Nanda terutama sang malaikat penolong Butet. Adiba dan Kansa pun pergi
menemui teman-temannya untuk memberitahu bahwa mereka berdua tidak
melakukannya. Tetapi tetap saja Mulan dan Anugrah tidak percaya. “Uuu tunggu
saja, , , Kansa, Ayo kita angkat masalah kita ini ke BK biar mereka itu tahu
rasa.”ketus Adiba. Tetapi Kansa melarangnya. “ Jangan, sabar nanti akan ada
waktu dimana mereka berdua akan berada di posisi kita dan merasakan penderitaan
kita.” Kansa tersenyum dan Adiba juga ikut tersenyum melihat sahabatnya.
Sudah 3 tahu sejak kejadian itu terjadi, namun kejadian itu
masih membekas di hati Adiba hingga saat
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar