Sabtu, 09 Mei 2015

CERITA PENDEK

BUKU YANG HILANG

H
ari itu dikelas, sepuluh tiga sedang sibuk mengerjakan pr TIK. Sebenarnya pr itu seharusnya dikerjakan dirumah,  tetapi karena ada beberapa soal yang sangat sulit aku dan teman-teman pun mengerjakannya disekolah. Dan yang mempersulit aku dan teman-teman tidak adanya buku paket TIK, maklum buku paket TIK disekolahku terbatas, jadi buku itu hanya dipakai saat jam pelajaran berlangsung. Akhirynya aku meminjam buku TIK temanku Zabir walau sebenarnya bukunya juga fotocopy. “Zabir, pinjamkanka dulu bukume e.” Pintaku. “Tapi fotocopy ji tuh!” Ujar zabir. “Tidak papa ji.” Ujarku singkat.

 Kemudian aku pun lanjut mengerjakan tugasku, tetapi ketika sampai ke soal terakhir aku pun mencari buku lagi. Karena kenapa? Di soal terakhir itu terdapat gambar, tapi karena bukunya fotocopy hasil gambarnya tidak bagus. Kemudian, aku menoleh kebelakang dan melihat sebuah buku. Buku itu memiliki gambar yang bagus, ternyata itu bukunya Ocang. Karena tugas Ocang sudah selesai, jadi aku meminjam buku paketnya dan melanjutkan tugasku. Alhamdulillah, akhirnya tugasku selesai juga. Aku pun menaruh buku itu di atas mejanya. “Ocang, ini bukumu e! Makasih nah.” Ujarku.  “Iya, taroh saja di meja” balas Ocang.

Singkat cerita, akhirnya jam pelajaran TIK tiba, tugas pun dikumpul. Setelah itu seperti biasa kami memulai proses belajar. Dalam proses belajar TIK kami menggunakan proyektor, tetapi entah kenapa hari ini listrik dikelas kami mati. Kata seseorang temanku listriknya dimatikan sama ibu pegawai perpustakaan. Ketika salah seorang temanku pergi ke perpustakaan untuk mengeceknya, ternyata perpustakaan sudah tertutup.  Karena tidak ada listrik, maka kami harus mencari kelas lain. Bapak pun menyuruh kami pindah ke kelas dua belas ipa satu. Setelah itu pelajaran berlangsung seperti biasanya.

Keesokan harinya, disekolah ketika aku melangkahkan kakiku masuk ke kelas, tiba-tiba Ocang datang menghampiriku.  “Ade, muliatka buku paket TIK ku?” Tanya Ocang.  “Kenapakah ?” jawabku bingung. “Hilang i.” Jawab Ocang khawatir. “Iyakah? Nah kutaruh kemarin diatas mejamu.” Jawabku. “Tidak ada.” Jawab Ocang singkat. “Ada mungkin tercampur dibukunya bapak?” Tanyaku.  “Tidak ada. Ai, dimana mi? Buku perpustakaan itu? Matima dimarahima ibu?” Jawab Ocang panik.

Tapi, beberapa teman seperti menuduhku kalau aku yang menghilangkannya. Tapi aku percaya bukan aku yang menghilangkannya. Jelas-jelas kemarin aku meletakkannya di atas meja, tapi kenapa hilang. Oke baik, aku akan membuktikan kepada mereka kalau bukan aku yang menghilangkannya. Aku pun membuat pengumuman dikelas bahwa siapa yang mengambil buku Ocang, tetapi tidak ada satupun orang yang menjawabku. Bersama Ocang, aku kembali mengecek buku TIK di kantor bapak, mungkin ocang tidak teliti dan bukunya mungkin ada disana. Tapi hasilnya nihil, bukunya tidak ada. Aku pun memberitahukan Ocang bahwa aku akan menggantinya jika bukunya tidak ditemukan. Kemudian, kami memutuskan untuk melanjutkan pencarian buku yang hilang itu besok.

Dirumah aku sangat gelisah karena jika buku itu sampai hilang aku harus menggantinya.Dalam hati aku berpikir, “Coba kalau langsung kutaroh di tas pasti tidak begitu, nah ocang to je juga suruhki taruh di mejanya mau di apa lagi toh sudah terjadi mi.” Dan lagi jika aku memberitahu mamaku, aku bisa dimarahi. Karena sewaktu smp saja aku sudah menghilangkan empat buku. Aku ingin merahasiakannya dari mama, tapi aku tidak bisa. Aku bukan orang yang bisa menyembunyikan rahasia apalagi dari mamaku. Rasanya lidahku gatal, kalau aku tidak mengatakannya. Tapi aku tidak akan memberitahukannya dulu sampai aku benar-benar putus asa untuk menemukannya. Hingga disaat aku ingin tertidur, aku masih gelisah memikirkannya. Sampai-sampai itu terbawa dalam mimpiku.



 Didalam mimpiku :
Besok paginya aku berangkat kesekolah. Dan aku bertanya pada Ocang apakah dia sudah menemukan bukunya. Ia mengiyakannya. Ternyata ia menemukannya. Aku pun dengan nada kesal berkata “Bilang memangka toh, bukan saya ambil i. Kenapa saya mu tuduh!”
Aku pun mencoba melihat wajah orang yang mengambilnya... sedikit lagi....


 Tiba-tiba aku terbangun dari mimpiku. Aku kira aku sudah menemukannya, tapi ternyata itu mimpi. Kemudian, waktu menunjukkan pukul 06.30 aku pun berangkat kesekolah. Aku berharap buku itu bisa kutemukan hari ini, kalau perlu sekalian jatuh dari langit. Aku pun masuk ke kelas dan melihat ocang dengan tenang. Sebenarnya aku takut bertanya tapi aku memberanikan diri.
“Ocang, adami bukumu?” Tanyaku ragu-ragu. “Iya, Winda ternyata yang ambil i” jawab Ocang.

Benarkah?Aku sangat senang mengetahuinya, ternyata mimpiku menjadi kenyataan.Hore!!Jadi Ceritanya Susi meminjam buku itu dari Ocang, tapi mungkin Ocang tidak mendengarnya jadi ia tidak tahu kalau ia meminjamnya. Huhuu..gara-gara buku yang hilang itu aku sempat marah dan hubungan dengan temanku jadi tidak baik. Sebenarnya aku ingin marah seperti dalam mimpiku, tapi janganlah aku sudah bersyukur buku itu sudah ditemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar